Jakarta -
Pebulutangkis tunggal putri asal Spanyol, Carolina Marin harus mengakhiri kiprahnya di Olimpiade Paris 2024 lebih cepat. Hal ini karena Marin mengalami cedera pada lutut kanannya.
Cedera yang menimpa Marin pada laga semifinal di Porte de La Chapelle Arena, Paris melawan He Bingjiao (China) terbilang dramatis. Pasalnya, Marin selangkah lagi mampu mengunci tiket menuju partai puncak.
Marin sukses memenangkan gim pertama melawan He Bingjiao dengan skor 21-14. Kemudian dirinya tampil perkasa di gim kedua, unggul 10-8, namun cedera pada lutut memaksanya harus mengakhiri laga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Marin diketahui memiliki riwayat cedera anterior cruciate ligament (ACL) pada 2019 di final Indonesia Masters dan menjelang Olimpiade Tokyo 2021. Tak hanya itu, Marin juga sempat mengalami cedera pada bagian meniskusnya.
Cedera ACL memang menjadi momok yang kerap ditakuti para atlet. Banyak yang beranggapan jika mengalami cedera ACL maka karier seorang atlet akan mulai meredup.
Spesialis bedah ortopedi dan traumatologi dr Andri Lubis, Sp. OT(K) dari Rumah Sakit Siloam Mampang mengatakan mereka yang mengalami cedera ACL masih bisa pulih dan bermain lagi. Namun, memang membutuhkan waktu yang lama.
"Setelah operasi ACL, itu dia tidak boleh menapak selama 6 minggu. Sesudah itu dia rehabilitasi bertahap seperti jogging, gerakan cutting bertahap. Ya boleh berolahraga ringan seperti jogging 2-3 bulan," kata dr Andri saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
dr Andri menambahkan, untuk para atlet dengan kelas Olimpiade yang bertanding pada level kompetitif antarnegara membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pulih dari cedera ACL.
"Untuk olahraga ringan, itu 6 bulan (setelah operasi) sudah boleh. Tapi kalau untuk bertanding internasional, kompetitif level itu sekitar 10 bulan. Kadang-kadang ada pasien yang sampai 1 tahun," tutupnya.
(dpy/up)